Pasar Terubuk yang Kian Lengang, Cermin Lesunya Ekonomi Bengkalis
Bengkalis : Bengkalis kini seakan berjalan tertatih. Di balik riuh ombak Selat Malaka dan denyut kehidupan masyarakat pesisir, tersimpan kegelisahan yang semakin nyata. Perekonomian daerah ini melemah, perlahan namun pasti, seiring kebijakan efisiensi anggaran yang menekan hampir seluruh sendi kehidupan ekonomi warga.
Gambaran itu paling jelas terlihat di pasar-pasar tradisional. Suasana yang dulu hiruk pikuk kini terasa lebih lengang. Para pedagang duduk menunggu pembeli dengan wajah penuh harap, sementara dagangan tersusun rapi tanpa banyak tangan yang menyentuhnya.
“Pembeli berkurang, daya beli turun,” keluh seorang pedagang kecil, suaranya nyaris tenggelam dalam sunyi pasar.
Di Pasar Tradisional Terubuk, denyut ekonomi rakyat Bengkalis juga melemah. Para penjual ikan merasakan sepinya pembeli yang kini diperparah oleh sulitnya memperoleh hasil tangkapan. “Sekarang pasar sepi, orang jarang beli. Ikan pun susah didapat,” ujarnya lirih, sambil menata dagangan yang tak kunjung laku.
Kondisi ini dibenarkan oleh Kepala UPT Perlindungan Konsumen dan Pengembangan IKM Bengkalis, Faisal Husaini S.STP Ia mengakui, sepinya Pasar Terubuk berdampak langsung pada penurunan pemungutan retribusi.
“Memang benar, kondisi Pasar Terubuk saat ini cukup sepi. Dampaknya terhadap pemungutan retribusi juga terasa, ada sedikit penurunan dibandingkan tahun sebelumnya,” ujar Faisal.
Cuaca yang tak menentu menjadi persoalan tambahan. Nelayan enggan melaut karena khawatir keselamatan, sehingga pasokan ikan berkurang dan harga menjadi tidak stabil. “Kalau cuaca begini, nelayan takut turun. Kami di pasar ikut merasakan susahnya,” ucap Aseng pedagang ikan warga keturunan Tiong hoa, menggambarkan rantai masalah yang saling berkaitan.
Selain faktor cuaca, kebijakan efisiensi anggaran turut memperparah kondisi pedagang. Menurut Faisal Husaini, efisiensi anggaran berdampak langsung pada menurunnya omzet para pedagang.
“Dampak efisiensi anggaran bagi pedagang cukup terasa. Hasil penjualan atau omzet mereka berkurang dan menurun, karena efisiensi ini berpengaruh pada berkurangnya permintaan serta melemahnya daya beli masyarakat,” jelasnya.
Kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan pemerintah daerah sejatinya bertujuan menata keuangan. Namun, dampaknya terasa hingga ke lapisan paling bawah. Proyek pembangunan ditunda, kegiatan pemerintahan dikurangi, dan aliran dana yang biasanya menggerakkan sektor jasa serta UMKM kini menyempit.
Bengkalis yang selama ini menggantungkan denyut ekonominya pada perputaran belanja daerah ikut merasakan dinginnya perlambatan. Setiap agenda yang dibatalkan bukan hanya menghemat anggaran, tetapi juga menghilangkan peluang pendapatan bagi banyak pelaku usaha kecil.
Warung makan kian sepi, penyedia jasa kehilangan pesanan, dan pekerja harian mulai menghitung hari dengan kecemasan yang tak terucap. Bagi mereka, efisiensi bukan sekadar angka dalam laporan, melainkan cerita tentang dapur yang harus tetap mengepul dengan penghasilan yang kian menipis.
Di tengah kondisi tersebut, UPT Perlindungan Konsumen dan Pengembangan IKM tetap berupaya melindungi pedagang kecil dan konsumen. Faisal Husaini menegaskan, pihaknya terus melakukan pembinaan dan pengawasan.
“Kami berupaya melindungi pedagang kecil dan konsumen melalui pembinaan, penyediaan lokasi usaha yang layak, serta penjaminan praktik perdagangan yang adil,” tegasnya.
Di sudut-sudut kota dan desa, masyarakat hanya bisa berharap keadaan ini tidak berlangsung lama. Mereka memahami pentingnya penghematan, namun juga merindukan kebijakan yang mampu menghangatkan kembali roda ekonomi rakyat.
Harapan itu tertuju pada langkah-langkah yang lebih berpihak, agar pelaku usaha kecil, nelayan, dan pedagang pasar tidak terus terhimpit. Bengkalis membutuhkan keseimbangan antara kehati-hatian fiskal dan keberpihakan sosial.
Kini Bengkalis menunggu. menunggu cuaca kembali bersahabat, menunggu pasar kembali ramai, menunggu senyum para pedagang, termasuk penjual ikan di Pasar Terubuk, merekah lagi. Sebuah penantian akan hari ketika perekonomian daerah ini bangkit dari lemah yang mendayu-dayu.(er/ep)


Komentar Via Facebook :